Wednesday, August 10, 2011

Diatas air mata yg sombong...


Lengan hangat menyekap hati, pupus bersma dusta. jari bertengkar dengan cincin, melayang jauh terdampar diatas tanah yg tidak terlihat dari pelupuk mata. Beribu mimpi indah yg mengelabui pentas kecemasan.. meluap, tidak lagi kuyakinkan bisa berlenggang didalamnya. 
Tidak.
"Jangan risau, aku bukan penanam benih luka", katamu, saat wajah itu masih indah bagi mata hitam yg tertipu, mataku.
Lalu sepi menjawab kebimbangan, melalui kepercayaan yg diserbu oleh ketidakjujuran.
Hati tercaci disaat kebahagiaan hampir merapat dengan kesempurnaan.
Ribuan hari terjatuh, mencintai dengan kesedihan, rela berjalan diantara luka yg tersenyum. Aku, tetap disampingmu.
Tapi... bukan untuk sebuah dusta, bahkan tidak untuk setitik. Dusta yg menghadirkan sosok, berhasil memetik denyut jantung, menenggelamkan senyum beralibi cinta.
Aku membencimu.. disekujur kesakitan.
Demi kesucian bahagia di masa dunia keduaku, pergi adalah satu-satunya jalan yg kuagungkan.
Merangkak dan bersimpuh diatas air mata yg sombong.

Kamu.. adalah pemenang diantara jutaan kisah tentang kepedihan.

1 comments:

Unknown said...

saya jadi tersinggung dengan tulisan ini..

Post a Comment